Pertumbuhan Penduduk
Menuliskan
Perkembangan Penduduk Dunia Dengan Menggunakan Tabel
China
|
562,579,779
|
China
|
1,333,207,572
|
|||||
USA
|
152,271,000
|
India
|
1,154,845,005
|
|||||
Russia
|
101,936,816
|
USA
|
304,838,948
|
|||||
Japan
|
83,805,000
|
Indonesia
|
238,567,492
|
|||||
Brazil
|
197,254,181
|
|||||||
World
|
2,555,948,654
|
World
|
6,736,383,012
|
|||||
Populasi tahun 1950
|
Populasi tahun 2008
|
|||||||
Bisa kita
lihat rata - rata setiap negera penduduknya bisa bertambah hingga 2x lipatnya.
Lalu perkembangan penduduk dunianya bertambah hingga 3x lipatnya. Itu berarti
penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.
Adapun perkembangan jumlah penduduk dunia sejak
tahun 1830 sampai sekarang dan perkiraan sampai tahuun 2006 adalah sebagai
berikut :
Tahun
|
Jumlah penduduk
|
Perkembangan pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Sumber : Iskandar , Does Sampurno
Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia
Jika dilihat dari table diatas pertumbuhan penduduk
semakin cepat. Sebanding dengan penggandaan penduduk (double population) jangka
waktunya pun makin singkat. Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut dapat
dilihat pada table baerikut:
Menuliskan
penggandaan penduduk dunia dengan menggunakan tabel
Tahun penggandaan
|
Perkiraan penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human
Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
Menyebutkan
Faktor-Faktor Demografi Yang Mempengaruhi Pertambahan Penduduk
Pertumbuhan penduduk di
dunia ini makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang
meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Dengan
begitu, maka bertambahlah sistem matapencaharian hidup menjadi lebih kompleks.
Secara umum ada tiga faktor utama demografi yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut:
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang
mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup, atau dalam pengertian lain
fasilitas adalah hasil produksi yang nyata dari fekunditas seorang wanita.
Berikun ini penjelasan mengenai pengukuran fertilitas:
a. Pengukuran fasilitas tahunan adalah
pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah
penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah:
- Tingkat fertilitas kasar (crude birth
rate) adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000
penduduk.
- Tingkat fertilitas umum (general
fertility rate) adalah jumlah kelahiran hidup per-1000 wanita usia reproduksi
(usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun tertentu.
- Tingkat fertilitas menurut umur (age
specific fertility rate) adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada
tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
- Tingkat ferlititas menurut ukuran
urutan penduduk (birth order specific fertility rates) adalah perhitungan
fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun
tertentu.
b. Pengukuran fertilitas komulatif adalah
pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga
mengakhiri batas usia suburnya. Adapun ukurannya adalah:
- Tingkat fertilitas total adalah
jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang
hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang
perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat
fertilitas menurut umur tidak berubah pada priode waktu tertentu.
- Gross reproduction rates adalah
jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa
reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum
mengakhiri masa produksinya.
2. Kematian (mortalitas)
Kematian adalah ukuran jumlah kematian umumnya
karena akibat yang spesifik pada suatu populasi. Mortalitas khusus
mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per- 1000 individu per-tahun,
hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat
950 kematian per-tahun.
3. Perpindahan (migrasi)
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu
organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam banyak kasus organisme
bermigrasi untuk mencari sumber cadangan makanan yang baru untuk menghindari
kelangkaan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau kerana over
populasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
fertalitas penduduk:
1. Faktor
demografi, antara lain adalah:
a. Struktur umur
b. Struktur perkawinan
c. Umur kawin pertama
d. Paritas
e. Disrupsi perkawinan
f. Proporsi yang kawin
2. Faktor
non demografi, antara lain adalah:
a. Keadaan ekonomi penduduk
b. Perbaikan status perempuan
c. Tingkat pendidikan
d. Urbanisasi dan industrialisasi.
Menuliskan
Rumus Tingkat Kematian Yang Kasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang
menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun
tertentu (Data Statistik Indonesia-Angka Kematian Kasar-Rumus), disuatu wilayah
tertentu. Ada pun rumusnya sebagai berikut:
Rumus: CDR = D/P x K
Dimana :
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Umumnya data tersedia adalah ”jumlah penduduk pada
satu tahun tertentu” maka jumlah dapat sebagai pembagi. Kalau ada jumlah
penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut
dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
Menuliskan
Rumus Tingkat Kematian Yang Khusus
Angka kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu
angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan
umur tertentu dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur
tertentu dibagi dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan
dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
Rumus: ASDRx = Dx/Px x 1000
Dimana :
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu
tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 = Konstanta (k)
Menuliskan
Angka Kelahiran
1) Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar
atau Crude Birth Rate (CBR) menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap 1.000
penduduk dalam satu tahun. Untuk mencari angka kelahiran kasar digunakan rumus
sebagai berikut.
Di mana: CBR = L/P *1000
CBR = angka kelahiran kasar
L = jumlah kelahiran selama satu tahun
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
Angka kelahiran kasar digolongkan menjadi tiga,
yaitu:
a) Golongan tinggi,
apabila jumlah kelahiran lebih dari 30.
b) Golongan sedang,
apabila jumlah kelahiran antara 20 - 30.
c) Golongan rendah,
apabila jumlah kelahiran kurang dari 20.
Menurut Wardiyatmoko angka kelahiran kasar (CBR)
dalam kurun waktu 2000 - 2005 kurang lebih sebesar 29. Dibandingkan dengan CBR
Asia 25, Thailand 28, Malaysia 27, dan Singapura 25 maka CBR Indonesia masih
relatif tinggi.
2) Angka Kelahiran Umum
Angka kelahiran umum
atau General Fertility Rate (GFR) adalah banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita
yang berusia 15 - 49 tahun pada pertengahan tahun. Angka kelahiran umum dapat
diketahui dengan rumus.
Di mana: GFR = L/W(15-49)*1000
L = banyaknya kelahiran selama satu tahun
W(15 - 49) = banyaknya penduduk wanita yang berumur
15 – 49 Tahun
3) Angka Keahiran Khusus
Angka kelahiran khusus
atau Age Spesific Birth Rate (ASBR) menunjukkan banyaknya bayi lahir setiap
1.000 orang wanita pada usia tertentu dalam waktu satu tahun. Untuk mengetahui
ASBR digunakan rumus sebagai berikut.
Di mana: ASBR = Lx/Px*1000
ASBR = angka kelahiran dari wanita pada umur
tertentu
Lx = jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur
tertentu
Px = jumlah wanita pada kelompok umur tertentu
Dalam demografi,
istilah tingkat kelahiran atau crude birth rate (CBR) dari suatu populasi
adalah jumlah kelahiran per 1.000 orang tiap tahun. Secara matematika, angka
ini bisa dihitung dengan rumus CBR = n/((p)(1000)); di mana n adalah jumlah
kelahiran pada tahun tersebut dan p adalah jumlah populasi saat penghitungan.
Hasil penghitungan ini digabungkan dengan tingkat kematian untuk menghasilkan
angka tingkat pertumbuhan penduduk alami (alami maksudnya tidak melibatkan
angka perpindahan penduduk (migrasi).
Indikator lain untuk mengukur tingkat kehamilan yang
sering dipakai: tingkat kehamilan total - rata-rata jumlah anak yang terlahir
bagi tiap wanita dalam hidupnya. Secara umum, tingkat kehamilan total adalah
indikator yang lebih baik untuk tingkat kehamilan daripada CBR, karena tidak
terpengaruh oleh distribusi usia dari populasi.
Tingkat kehamilan cenderung lebih tinggi di negara
yang ekonominya kurang berkembang dan lebih rendah di negara yang pertumbuhan
ekonominya tinggi.
General fertility rate
(GFR) – mengukur angka kelahiran tiap 1.000 wanita yang berusia 15 - 45 tahun.
Standardised birth rate (SBR) – membandingkan
struktur usia-jenis kelamin.
Total fertility rate (TFR) – jumlah rata-rata anak
yang diperkirakan akan dilahirkan seorang wanita sepanjang usia produktifnya
untuk melahirkan.
Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kelahiran:
1. Kebijakan
pro-natalis dan anti-natalis dari pemerintah
2. Tingkat
aborsi
3. Struktur
usia-jenis kelamin yang ada
4. Kepercayaan
sosial dan religius - terutama berhubungan dengan kontrasepsi
5. Tingkat
buta aksara pada wanita
6. Kemakmuran
secara ekonomi (walaupun pada teorinya ketika sebuah keluarga memiliki ekonomi
yang baik, mereka mampu untuk membiayai lebih banyak anak, dalam praktiknya
kemakmuran ekonomi dapat menurunkan tingkat kelahiran)
7. Tingkat
kemiskinan – anak-anak dapat dijadikan sumber ekonomi pada negara berkembang
karena mereka bisa menghasilkan uang (tenaga kerja anak)
8. Angka
Kematian Bayi - sebuah keluarga dapat mempunyai lebih banyak anak jika angka
kematian bayi (Infant Mortality Rate / IMR) tinggi.
9. Urbanisasi
10. Homoseksualitas
- pria dan wanita homoseksual hampir seluruhnya tidak menjadi ayah dan ibu,
mengurangi angka kelahiran tiap tahunnya.
11. Usia
pernikahan
12. Tersedianya
pensiun
13. Konflik
Menuliskan
Pengertian Migrasi
Migrasi Penduduk / migrasi manusia adalah perpindahan penduduk dari suatu
daerah ke daerah lain, berjarak jauh dan terbentuk dalam kelompok yang besar
yang tujuannya adalah menetap di suatu daerah. Migrasi melintasi perbatasan
wilayah, provinsi, negara, atau internasional. Secara historis gerakan ini
nomaden, sering menyebabkan konflik yang signifikan dengan penduduk pribumi dan
perpindahan mereka atau asimilasi budaya. Hanya beberapa orang nomaden telah
mempertahankan bentuk gaya hidup di zaman modern. Migrasi terus dalam bentuk
kedua migrasi sukarela dalam satu kawasan, negara, atau di luar dan migrasi
spontan (yang meliputi perdagangan budak, perdagangan manusia dan pembersihan
etnis). Orang-orang yang bermigrasi ke wilayah yang disebut imigran, sementara
pada titik keberangkatan mereka disebut emigran. Populasi kecil bermigrasi
untuk mengembangkan suatu wilayah dianggap batal penyelesaian tergantung pada
latar belakang sejarah, kondisi dan perspektif disebut sebagai pemukim atau
koloni, sementara populasi pengungsi oleh imigrasi dan kolonisasi disebut
pengungsi.
Migrasi disebut juga dengan mobilitas penduduk yang definisi nya sama
yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk
terbagi dua yaitu bersifat nonpermanen atau sementara misalnya turis baik
nasional maupun manca negara, dan ada pula mobilitas penduduk yang bersifat
permanen atau menetap di suatu daerah. Mobilitas penduduk permanen disebut
migrasi. Di Indonesia terjadi migrasi antara dari desa ke kota dengan pengharapan
penduduk yang berada di desa migrasi ke kota agar mendapatkan kehidupan yang
layak dengan bekerja di kota.
Menuliskan
Macam-macam Migrasi
1.
Transmigrasi
Transmigrasi adalah
perindahan penduduk dari suatu pulau yang padat penduduknya ke pulau yang jarang
penduduknya.
2.
Urbanisasi
Urbanisasi adalah
perpindahan penduduk dari desa ke daerah perkotaan, kejadidan ini di akibatkan
anggapan bahwa adanya anggapan fasilitas di daerah perkotaan lebih lengkap dan
banyaknya lapangan pekerjaan.
3.
Imigrasi
Imigrasi adalah
perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri
4.
Emigrasi
Emigrasi adalah
perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri.
5.
Reurbanisasi
Reurbanisasi adalah
perpindahan penduduk dari kota kembali ke desa.
6.
Remigrasi
Remigrasi adalah perpindahan
penduduk kembali ke negara asal.
Dampak positif dari migrasi penduduk selain mampu mengurangi kepadatan
penduduk, dalam suatu daerah, memeratakan penyebaran penduduk, membuka lahan
baru memajukan daerah yang tertinggal serta mampu membuat lapangan kerja baru
di daerah tersebut, selain itu migrasi penduduk mempunyai dampak yang negative
yaitu kurangnya sosialisasi dan keterampilan menimbulkan masalah baru yaitu
pengangguran dan kemiskinan, kurangnya fasilitas yang di berikan pemerintah
membuat masyarakat kurang mampu mengembangkan potensi saat berada di daerah
baru.
Menuliskan
Proses Migrasi
Daerah asal
Persyaratan:
- Pengantar RT/RW
- Kartu keluarga
- KTP untuk mendapatkan
surat pindah
Tata cara: Penduduk
melaporkan kepada lurah dengan membawa persyaratan
Proses di kelurahan:
- Penduduk mengisi dan
menandatangani formulir permohonan pindah
- Petugas registrasi
mencatatdalam Buku Harian Peristiwa Kependudukan dan peristiwa penting
[BHPKPP], melakukan verifikasi dan validasi data penduduk
- Lurah menandatangani
pada Surat Pengantar Pindahantara Kabupaten/kota atau Provinsi
- Petugas registrasi
mencatat dalam Buku Induk penduduk [BIP] dan Buku Mutasi Penduduk [BMP]
- Petugas registrasi
meneruskan berkas Formulir permohonan pindah kepada Camat
Proses di DISDUKCAPIL:
Kadis Kependudukan dan
Pencatatan Sipil menerbitkan menandatangani Surat Keterangan Pindah serta
menyerahkannya ke penduduk untuk dilaporkan di daerah tujuan.
Proses di Kecamatan:
- Petugas melakukan Verifikasi
dan validasi data penduduk
- Camat menandatangani
Surat pengantar Pindah antar Kabupaten/ Provinsi
- Petugas Registrasi
menyampaikan Formulir Permohonan Pindah dan Surat Pengantar Pindah kepada
kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai dasar penerbitan Surat
Keterangan Pindah
Daerah Tujuan:
Persyaratan: Surat
Keterangan Pindah
Tata Cara: Penduduk
melaporkan kepada Lurah dengan membawa Surat Keterangan Pindah
Proses di Kelurahan :
- Penduduk mengisi dan
menandatangani Formulir Permohonan Pindah Datang
- Petugas Registrasi
mencatat dalam Buku Harian Pariwisata Kependudukan dan Peristiwa Penting
[BHPKPP], melakukan verifikasi dan validasi data penduduk
- Lurah menandatangani dan
Petugas Registrasi meneruskan Formulir Permohonan Pindah Datang kepada Camat
Proses di DISDUKCAPIL
: Kadis Kependudukan dan Pencatatan
Sipil menerbitkan dan menandatangani Surat Keterangan Pindah Datang
Proses di Kecamatan :
- Petugas melakukan verifikasi
dan validasi data penduduk
- Camat menandatangani
Surat Keterangan Pindah Datang dan Petugas Registrasi menyampaikan kepada
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai dasar penerbitan Surat
Keterangan Pindah Datang.
Menyebutkan
Akibat Migrasi
Akibat migrasi dibagi
menjadi 2:
a. Segi Positif Migrasi
Internasional antara lain :
- Imigrasi
1. Dapat membantu memenuhi
kekurangan tenaga ahli
2. Adanya penanaman modal
asing yang dapat mempercepat pembangunan
3. Adanya pengenalan ilmu
dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi
4. Dapat menambah rasa
solidaritas antarbangsa
- Emigrasi
1. Dapat menambah devisa
bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing
2. Dapat mengurangi
ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke
luar negeri dan kembali ke negara asalnya
3. Dapat memeperkenalkan
kebudayaan ke bangsa lain
b. Segi Positif Migrasi
Nasional antara lain :
- Transmigrasi
1. Dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat terutama transmigran
2. Dapat memenuhi
kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
3. Dapat mengurangi
pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya
4. Dapat meningkatkan
produksi pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa sawit, karet, dll
5. Dapat mempercepat
pemerataan persebaran penduduk
- Urbanisasi
1. Dapat memenuhi
kebutuhan tenaga kerja di kota
2. Mengurangi jumlah
pengangguran di desa
3. Meningkatkan taraf
hidup penduduk desa
4. Kesempatan membuka
usaha-usaha baru di kota semakin luas
5.Perekonomian di kota
semakin berkembang
c. Segi Negatif Migrasi
Internasional antara lain :
- Imigrasi
1. Masuknya budaya asing
yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
2. Imigran yang masuk
adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti pengedar
narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.
- Emigrasi
1. Kekurangan tenaga
terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan
2. Emigran tidak resmi dapat
memperburuk citra negaranya.
d. Segi Negatif Migrasi
Nasional antara lain :
- Transmigrasi
1. Adanya kecemburuan
sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran
2. Terbengkalainya tanah
pertanian di daerah trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke
daerah asalnya
- Urbanisasi
1. Berkurangnya tenaga
terampil dan terdidik di desa
2. Produktivitas pertanian
di desa menurun
3. Meningkatnya tindak
kriminalitas di kota
4. Meningkatnya
pengangguran di kota
5. Timbulnya pemukiman
kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
6. Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering
menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Menuliskan
Bentuk Piramida Penduduk, Stasioner dan Muda
Piramida penduduk adalah suatu diagram yang digambarkan dengan bentuk piramida yang mempunyai arti dalam mengukur suatu kependudukan di dalam satu Negara biasanya dalam pengukuran tersebut dikelompokan tertantu seperti usia, jenis kelamin, dan tahun lahir selain itu Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total Dengan mengamati bentuk piramida penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu ke waktu), banyak informasi yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah wilayah.
Distribusi piramida penduduk yang berbentuk segitiga (dengan alas di bawah dan lancip di atas) dapat disebut distribusi eksponensial. Distribusi ini menunjukkan banyaknya penduduk anak-anak, namun kemiringan yang tajam juga menunjukkan banyaknya penduduk yang mati antara kelas interval usia. Piramida tersebut menunjukkan tingginya angka kelahiran, tingginya angka kematian, serta angka harapan hidup yang rendah. Piramida penduduk dengan distribusi seperti ini umumnya dijumpai di negara miskin karena kurangnya akses dan insentif untuk mengendalikan jumlah penduduk (keluarga berencana), faktor-faktor lingkungan yang rendah (seperti ketiadaan air bersih) serta sulitnya akses terhadap layanan kesehatan.


penduduk yang menunjukkan tingkat mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia
Stasioner muda dan tua
Piramida Penduduk Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang)
.
Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
• Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
Bentuk piramida stasioner terjadi jika jumlahpenduduk pada tiap kelompok umur (muda,dewasa, dan tua) relatif seimbang.
• Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
Bentuk piramida stasioner terjadi jika jumlahpenduduk pada tiap kelompok umur (muda,dewasa, dan tua) relatif seimbang.
Bentuk piramida ini
dicirikan dengan bentuk yang relatif sama ataurata di tiap kelompok umur. Pada
umumnya, bentuk piramida semacam initerdapat di negara-negara Eropa yang telah
lamamaju serta mempunyai tingkat kelahiran dan tingkatkematian yang rendah.
Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah
penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rasio Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Rumus:
RKTotal = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
RKTotal = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
Contoh;
Untuk memudahkan pemahaman tentang perhitungan Rasio Ketergantungan, di bawah ini diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data SP 2000 (lihat Tabel 1). Langkah pertama adalah menghitung jumlah penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia kerja 15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas).
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2000
Kel. Umur Jumlah Penduduk
0-14 63 206 000
15-64 13 3057 000
65+ 9 580 000
Untuk memudahkan pemahaman tentang perhitungan Rasio Ketergantungan, di bawah ini diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data SP 2000 (lihat Tabel 1). Langkah pertama adalah menghitung jumlah penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia kerja 15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas).
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2000
Kel. Umur Jumlah Penduduk
0-14 63 206 000
15-64 13 3057 000
65+ 9 580 000
Setelah jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14
tahun), umur produktif (15-64 tahun) dan umur tua (65 tahun ke atas) diperoleh.
Selanjutnya dapat dihitung rasio ketergantungan (dependency ratio, dengan hasil
seperti yang disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total Tahun 2000
Keterangan Rasio Ketergantungan
RKTot 54,7
RKMuda 47,0
RKTua 7,2
Tabel 2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total Tahun 2000
Keterangan Rasio Ketergantungan
RKTot 54,7
RKMuda 47,0
RKTua 7,2
Interpretasi
Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar 54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0 persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.
Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar 54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0 persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.
Menjelaskan
Pengertian Rasio Ketergantungan
Penduduk muda berusia
dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena
secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang
menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak
produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah
penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat
digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia
kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini
memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.
Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14
tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan
jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut
usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.
Rasio Ketergantungan
Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk
umur 15 – 64 tahun.
Rasio Ketergantungan
Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah
penduduk di usia 15-64 tahunn
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat
digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi
suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.
Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin
tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang
harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio
yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi.
Rasio Ketergantungan
didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14
tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah
penduduk usia produktif (15-64 tahun).
2.2 Kebudayaan Dan Kepribadian
Menjelaskan
Pertumbuhandan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Perkembangan kebudayaan di Indonesia terbagi menjadi
3 zaman / masa kebudayaan, yaitu:
Zaman
Batu sampai Zaman Logam
Berdasarkan
pendapat-pendapat para ahli prehistoris, bahwa zaman batu terdapat menjadi
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum) dan Zaman Batu Muda (Neolithikum), perbedaan
antara keduanya adalah pada zaman batu muda kehidupan sudah menetap dan adanya
revolusi alat-alat keperluan penunjang kehidupan karena mereka telah mengenal
dan memiliki kepandaian mengecor / mencairkan logam dari bijih besi dan
menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Kepandaian yang dimiliki pada
zaman batu muda itulah yang menjadi awal mulanya zaman logam, yang jelas pada
kenyataannya bahwa Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang
tinggi derajatnya.
Menjelaskan
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
Kebudayaan
Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4
agama Hindu masuk ke Indonesia, perpaduan dan akulturasi antara kebudayaan
setempat berlangsung luwes dan mantap. Dan sekitar abad ke-5, agama / ajaran
Budha masuk ke Indonesia. Ajaran Budha dikatakan berpandangan lebih maju,
karena tidak menghendaki adanya kasta-kasta di masyarakat. Namun walau
demikian, kedua agama itu tumbuh dan berkembang berdampingan secara damai.
Kebudayaan
Islam
Pada abad ke-15 dan
ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka-pemuka Islam
yang disebut Wali Sanga. Masuknya Islam ke Indonesia, teristimewa ke Pulau Jawa
berlangsung dalam suasana damai, hal ini disebabkan tidak adanya paksaan dan
adanya sikap toleransi yang dimiliki bangsa kita. Agama Islam berkembang pesat
di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut dari sebagian besar
penduduk Indonesia.
2.3. Kebudayaan Barat
Menjelaskan
Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan yang
juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa
Indonesia adalah kebudayaan Barat, yang berawal ketika kaum kolonialis /
penjajah masuk ke Indonesia, terutama Belanda. Mulai dari kekuasaan perusahaan
dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan koloniallis Belanda, di
kota-kota provinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan bergaya arsitektur
“Barat”. Dalam kurun waktu itu juga, muncullah dua lapisan sosial, yaitu:
Lapisan
sosial dari kaum pegawai
Dalam lapisan sosail
yang kedua inilah pendidikan Barat di sekolah-sekolah dan kemahiran bahasa
Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial. Dan masih
juga sebagai pengaruh kebudayaan Eropa ke Indonesia adalah masuknya agama
Katolik dan Kristen Protestan, yang biasanya disiarkan dengan sengaja oleh
organisasi-organisasi agama (Missie untuk Katolik dan Zending untuk Kristen).
Sudah menjadi watak dan
kepribadian Timur pada umumnya, bahwa dalam menerima setiap kebudayaan yang
datang dari luar, tidaklah mengabaikan kebudayaan yang telah dimiliki
sebelumnya, tetapi disesuaikanlah kebudayaan baru itu dengan yang lama.
Sehubungan dengan
itulah, penjelasan Undang Undang Dasar 1945 memberikan rumusan tentang
kebudayaan bangsa Indonesia adalah: “kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha
budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang
terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh
Indonesia. Lebih lanjut, dalam penjelasan UUD 1945 itu juga ditunjukkan ke arah
mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju ke arah kemajuan adab, budaya, dan
persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkan kebudayaan bangsa Indonesia, serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Migrasi
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2242683-pengertian-migrasi/
http://karameru-panda.blogspot.com/2012/10/bab-i-pendahuluan-1.html
http://ediz11.wordpress.com/2011/11/08/ilmu-sosial-dasar-bab-ii/
http://wahyubudihartanto.blogspot.com/2011/09/pertumbuhan-dan-perkembangan-kebudayaan.html
http://missevi.wordpress.com/2010/08/14/rasio-ketergantungan-2/
http://arfanart.wordpress.com/2011/10/12/menuliskan-bentuk-piramidapendudukstasioner-muda-dan-tua/
http://zebotsblogs.blogspot.com/2010/10/pengertian-migrasi.html
http://bukanimigrasi.blogspot.com/2010/05/pengertian-imigrasi.html
http://ypchyntia.wordpress.com/2010/10/15/3/
http://tyalolitavertika.blogspot.com/2010/10/bab-ii-penduduk-masyarakat-dan.html
http://ohtugas.blogspot.com/2011/11/faktor-faktor-demografi-yang.html
http://fajarrahmadani.blogspot.com/2011/12/bab-24-rumus-tingkat-kematian-kasar.html
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/02/rumus-angka-kematian-spesifik-atau.html
No comments:
Post a Comment