Pengertian
Individu
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi.
Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa
dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu
bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi,
melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di
dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola
tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi
terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan
aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat
pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya
ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan
individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi
masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang
menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan
memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan
kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu
yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan
lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan
menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat
proses pembentukan pribadi.
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap
pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun
berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal
yang utama dalam hubungannya dengan manusia.
Pengertian
Pertumbuhan
Walaupun terdapatnya banyaknya
perbedaan dari berbagai macam definisi pertumbuhan dari para ahli yang memang
menguasai dalam bidang tersebut, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah suatu
perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa.
Menurut para ahli yang
menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah
proses asosiasi. Maksud proses asosiasi adalah terjadinya perubahan pada diri seseorang
secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalaman atau empiris luar
melalui panca indera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam
mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexionis.
Lain halnya dengan
pendapat dari aliran psikologis Gestalt tentang
pertumbuhan. Menurut para ahli dan aliran psikologis ini bahwa pertumbuhan
adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah
keseluruhan, sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian
keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
a)
Pendirian Nativistik
Pada ahli dari golongan ini menunjukkan berbagai
kesempatan atau kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Misalnya seorang
ayah memiliki keahlian di bidang seni lukis maka kemungkinannya besar anaknya
juga menjadi pelukis.
b)
Pendirian Empiristik dan Environmentalistik
Para ahli berpendapat, bahwa pertumbuhan individu
semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperanan sama
sekali. Jadi menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan
lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah
yang banyak dibicarakan.
c)
Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergensi
dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang terkenal yang sering
dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi ialah konsepsi
interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi
antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
d)
Tahap Pertumbuhan Individu Berdasarkan Psikologis
Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa
atau masa kematangan itu melalui beberapa fase sebagai berikut :
a. Masa Vital yaitu
dari 0.0 samapi kira-kira 2.0 tahun yaitu bayi
b. Masa Estetik dari
umur kira-kira 2.0 tahun sampai kira-kira 7.0 tahun memasuki balita (bawah lima
tahun)
c. Masa Intelektual
dari kira-kira umur 7.0 tahun sampai kira-kira umur 13.0 tahun atau 14.0 tahun
yaitu yang biasa disebut remaja atau teenager
d. Masa Sosial,
kira-kira umur 13.0 tahun atau 14.0 tahun sampai kira-kira umur 20.0 tahun atau
21.0 tahun
FUNGSI KELUARGA
Pengertian
Fungsi Keluarga
Dalam kehidupan berkeluarga
sering kita lihat dan jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan
oleh anggota keluarga tersebut. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan
itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah pekerjaan-pekerjaan atau
tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam akeluarga tersebut dan dikerjakan
atau diselesaikan oleh keluarga itu sendiri.
Macam-Macam
Fungsi Keluarga
a. Fungsi
Biologis
Persiapan
perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak anaknya dapat
berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri,
pengetahuan untuk mengurus rumah tangga bagi ang isteri, tugas dan kewajiban
bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia
pada hakiaktnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup
keturunannya, melalui perkawinan. Selain itu fungi ini juga bisa diartikan
memenuhi gizi keluarga itu sendiri dengan memberi makan dan minum agar
keturunan-keturunannya bisa tumbuh dan berkembang sehat dan bugar secara fisik
atau biologis.
b. Fungsi
Pemeliharaan
Keluarga
diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari
gangguan-gangguan yang sifatnya menggangu anggota keluarga itu sendiri. Darah
daging kita sendiri atau pendahulu kita biasanya mempunyai sifat ‘melindungi’
dan bisa juga diartikan memelihara, yaitu memelihara atau melindungi anggota
keluarga yang lainnya agar bisa mencapai kemakmuran atau kesejahteraan secara
bersama dan di sisi lain bisa melindungi atau memelihara agar tidak tersakiti
dengan hal-hal yang tidak di inginkan.
c. Fungsi
Ekonomi
Keluarga
berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, yaitu:
1. Kebutuhan
makan dan minum
2. Kebutuhan
pakaian untuk menutup tubuhnya
3. Kebutuhan
tempat tinggal.
Berhubungan
dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan
untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan
minum, cukup pakaian serta tempat tinggal. Orang tua biasa nya sudah bekerja
atau sudah punya pekerjaan jadi bisa mencari sebuah nasi untuk anak-anaknya dan
sebongkah berlian untuk istrinya. Kebutuhan pokok manusia harus terpenuhi maka
dari itu orang tua bekerja keras demi mencukupi dan memenuhi kebutuhan itu
sendiri.
d. Fungsi
Keagamaan
Keluarga
diwajibkan untuk mendalami dan menjalani serta mengamalkan ajaran-ajaran agama
dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ayah
memegang peran sebagai imam atau kepala dalam keluarga. Ayah digambarkan
sebagai sosok yang memegang peran didepan jadi ayah adalah pedoman dari
anak-anaknya.
e. Fungsi Pendidikan
Dalam hal
ini tugas keluarga adalah mendidik anak dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa. Pendidikan
sangat penting bagi semua orang maka orang tua wajib menyekolahkan
anak-anaknya. Mendidik bukan berarti hanya menitipkan anak nya saja di lembaga
pendidikan tertentu tapi orang tua juga harus dan wajib mendidik anak-anaknya
tentang masalah-masalah kehidupan jadi anak-anaknya tahu bagaimana realita
kehidupan yang keras ini. Mendidik anak bukanlah hal yang mudah jadi para orang
tua harus dibekali dengan keikhlasan, kesabaran dan pembekalan pendidikan yang
sudah mereka jalani terlebih dahulu. Mendidik anak-anak itu adalah proses
menuju masa depan yang lebih cemerlang.
f. Fungsi
Sosial
Dengan
fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki
oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam
bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang
baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan
fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal
selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh
masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan mereka
jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan
istilah sosialisasi.
Dalam buku
Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara, dikatakan bahwa
fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a.
Pembentukan kepribadian;
b. Sebagai alat
reproduksi;
c. Keluarga
merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
d. Sebagai
lembaga perkumpulan perekonomian.
e. Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan
pendidikan
INDIVIDU, KELUARGA & MASYARAKAT
Pengertian
Keluarga
Ki Hajar
Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan
beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa
berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak
bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing
anggotanya.
Sigmund
Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita.
Bahwa menurut beliau keluarga merupakan manifestasi daripada
dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual
suami isteri.
Dhurkeim berpendapat
bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik,
ekonomi dan lingkungan.
Keluarga
adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu
kelompok kecil dalam masyarakat. Sehingga keluarga itu terbagi menjadi dua,
yaitu:
a. Keluarga
Kecil atau “Nuclear Family”
Keluarga inti adalah unit keluarga
yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak mereka; yang kadang-kadang
disebut juga sebagai “conjugal”-family.
b. Keluarga
Besar “Extended Family”
Keluarga besar didasarkan pada
hubungan darah dari sejumlah besar orang, yang meliputi orang tua, anak,
kakek-nenek, paman, bibi, kemenekan, dan seterusnya. Unit keluarga ini sering
disebut sebagai ‘conguine family’ (berdasarkan pertalian darah).
Keluarga adalah unit /
satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil
dalam masyarakat. Keluarga biasanya terdiri dari ayah (suami), ibu (istri) dan
anak-anak. Anak-anak adalah penerus keterunan dari pendahulunya dan anak-anak
inilah yang nantinya berkembang dengan proses kehidupan yang akan dijalaninya
dan mulai bisa melihat realita kehidupan satu demi satu dan mengenal arti atau
jati diri sendiri dengan hati dan nurani dan kemudian belajar tentang banyak hal
melalui satu pengenalan tersebut.
Menurut Minuchin (dalam
H.Sofyan S.Willis, 2008 : 50) mengatakan bahwa keluarga adalah “Multibodied
organism” organisme yang terdiri dari banyak badan. Keluarga adalah satu
kesatuan (entity) atau organisme. Ia bukanlah merupakan kumpulan (collection)
individu-individu. Ibarat amoeba, keluarga mempunyai komponen-komponen yang
membentuk keluarga itu. Komponen-komponen itu ialah anggota keluarga.
Peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga
adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari
istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
2. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu
dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3. Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan
peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
Pengertian
Masyarakat
Dalam bahasa inggris,
masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti kawan. Adapun kata
masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja sama.
Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan
hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh
kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan
menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan
melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh
hubungan dalm suatu masyarakat.
Berikut dibawah ini
adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi :
Munandar
Soelaeman masyarakat merupakan kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan
kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya
ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dsb.
Karl
Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Emile
Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
Paul
B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,
tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
Drs.
JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah
wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali
kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas
kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.
Prof.
M. M. Dojojodiguno tentang masyrakat adalah suatu
kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia
dengan manusia.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat
adalah :
Kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh
satuan adat, hukum dan kehidupan bersama. Kesatuan sosial yang mempunyai
hubungan erat. Kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan
dalam waktu yang cukup lama.
Menyebutkan
perbedaan dari 2 golongan yaitu Masyarakat Industri dan Non-Industri
(1) Masyarakat Non Industri
Kita telah tahu secara
garis besar bahwa , kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non
industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary
group) dan kelompok sekunder (secondary group).
a) Kelompok primer
Dalam kelompok primer,
interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di
karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga
mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab. Dalam kelompok-kelompok primer
bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau
pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara
paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan
berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain:
Keluarga, Rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
b) Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok
sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian
kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan
rasional, obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas
dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal
semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di
flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh
kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat
buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian
resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group)
atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi
(informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi
(informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar
(AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok
resmi.
Namun demikian,
kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta
hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para
anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara
tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial,
perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang
memiliki anggota kelompok tidak resmi.
(2) Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan
variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat,
sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung
mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks.
Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya
(Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika pembagian kerja
bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi.
Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara
kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis,
juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi
sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki
seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang
roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli
dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi
fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan
dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin
banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai
keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan
sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme.
Hubungan antara individu, keluarga dan
masyarakat
Makna
Individu
Manusia adalah makhluk
individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak
dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Maksud dari individu itu
sendiri yaitu satu. Pendapat lain bahwa manusia sebagai makhluk individu, tidak
hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa
tiap-tiap orang itu merupakan pribadi (individu) yang khas atau berbeda-beda menurut
corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya
didalam dirinya.
Makna
Keluarga
Keluarga adalah
merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga
merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita,
perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan
membesarkan anak-anak.
Disini kita sebutkan 5 macam sifat terpenting, yaitu
:
1. Hubungan suami dan isteri
2. Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu
diadakan dan dipelihara
3. Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk
cara menghitung keturunan
4. Milik atau harga benda keluarga
5. Pada umumnya keluarga itu tempat bersama / rumah
bersama
Makna
Masyarakat
Seperti halnya dengan
definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita dapati pula definisi-definisi
tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Mengenai arti masyarakat ini,
baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu,
seperti misalnya :
1. R. Linton: Setiap kelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu mengorganisasikan
dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan
batas-batas tertentu
2. M.J Herskovist: Kelompok individu yang
diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
3. J.L Gillin dan J.P Gillin: kelompok manusia yang
terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang
sama
4. S.R Steinmetz: Kelompok manusia yang terbesar
yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebih kecil, yang
mempunyai hubungan yang erat dan teratur
5. Hasan Shadily: Golongan besar atau kecil dari
beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan
mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain
Kelompok manusia yang
dimaksud di atas yang belum terorganisasikan mengalami proses fundamental,
yaitu :
1. Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para
anggota
2. Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun
atau lesprit de corps
Proses ini biasanya bekerja tanpa disadari dan
diikuti oleh semua anggota kelompok dalam suasana trial dan error.
Mengingat
definisi-definisi masyarakat tersebut di atas, maka dapat di ambil kesimpulan,
bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
a. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak.
Bukan pengumpulan binatang
b. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama
dalam suatu daerah tertentu
c. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur
mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama
Hal ini disebabkan manusia sejak lahir mempunyai 2
hasrat / keinginan, yaitu :
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain
disekelilingnya yaitu masyarakat
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana sekelilingnya
Menurut Ellwood, faktor-faktor yang menyebabkan
manusia hidup bersama, adalah :
a. Dorongan untuk mencari makan
b. Dorongan untuk mempertahankan diri
c. Dorongan untuk melangsungkan jenis
Menjelaskan
hubungan antara individu, keluarga, dan masysakat
Jadi masyarakat itu
dibentuk oleh individu-individu yang beradab dalam keadaan sadar.
Individu-individu yang hilang ingatan, individu-individu yang fikirannya rusak,
individu-individu type bertapa tidak dapat menjadi anggota masyarakat yang
permanen, melainkan hanyalah kepada mereka yang benar-benar saling mengikatkan
dirinya dengan individu-individu lainnya.
Urbanisasi
Menjelaskan
pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup
serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa
dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung
dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak
hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu
masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan
perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk
yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya
salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam,
yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di
kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya
bersifat sementara saja atau tidak menetap. Untuk mendapatkan suatu niat untuk
hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan
pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi,
terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh
tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor
pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik
perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian
contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan
urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
Menjelaskan
proses terjadinya urbanisasi
Faktor-faktor yang
mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors).
Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan
menetap dikota (pull factors).
Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
a. Bertambahnya
penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b. Terdesaknya
kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa,
terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga
mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak
kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang
disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang,
dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Hal – hal
yang termasuk pull factor antara lain :
a. Penduduk desa
kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk
mendapatkan penghasilan
b. Dikota lebih banyak
kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri
kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan
lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap
mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan
dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota memberi
kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk
mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah.
Sehubungan dengan
proses tersebut di atas, maka ada beberapa sebab yang mengakibatkan suatu
daerah tempat tinggal mempunyai penduduk yang baik. Artinya adalah, sebab suatu
daerah mempunyai daya tarik sedemikian rupa, sehingga orang-orang pendatang
semakin banyak. Tempat tersebut letaknya sangat strategis sekali untuk
usaha-usaha perdagangan/perniagaan, misalnya sebuah kota pelabuhan atau sebuah
kota yang letaknya dekat pada sumber bahan-bahan mentah. Timbulnya industri di
daerah itu yang memproduksikan barang-barang maupun jasa-jasa.
Daftar Pustaka
No comments:
Post a Comment