Wednesday, 8 June 2016

KONSERVASI ARSITEKTUR - TUGAS 3 : Kawasan Asia Tenggara & Dunia


Kawasan Asia Tenggara :
Wat Pho, Bangkok, Thailand

Wat Phra Chettuphon Wimon Mangkhlaram Ratchaworamahawihan (bahasa Thai: วัดพระเชตุพนวิมลมังคลารามราชวรมหาวิหาร), atau dulu dikenal Wat Pho (bahasa Thai: วัดโพธิ์), juga dikenal Candi berbaring Buddha, adalah Candi Buddha Distrik Phra Nakhon, Bangkok, Thailand, terletak di distrik Rattanakosin secara langsung berdekatan Grand Palace. Candi ini mempunyai nama resmi Wat Phra Chetuphon Vimolmangklararm Rajwaramahaviharn (Thai: วัดพระเชตุพนวิมลมังคลาราม ราชวรมหาวิหาร). Wat Pho juga dikenal tempat lahirnya Pijat Thai tradisional.

 

Wat Pho adalah salah satu kuil tertua di Bangkok. Kuil ini ada sebelum Bangkok didirikan sebagai ibukota oleh Raja Rama I. Awalnya bernama Wat Photaram atau Podharam, dari nama Wat Pho berasal. Nama ini mengacu biara pohon Bodhi di Bodh Gaya, India di mana Buddha diyakini telah mencapai pencerahan. Kuil tua diperkirakan telah dibangun atau diperluas beberapa waktu di masa pemerintahan Raja Phetracha (1688-1703) dari periode Ayuthaya pada situs candi lebih awal, tapi pendirinya tidak diketahui. Setelah jatuhnya Ayutthaya ke Burma, Raja Taksin memindahkan ibukota ke Thonburi di mana ia meletakkan istananya di samping Wat Arun di seberang sungai dari Wat Pho, dan kedekatan Wat Pho ke istana kerajaan ini ditinggikan untuk status dari luang wat (royal biara).

Pada tahun 1782, Raja Rama I memindahkan ibukota dari Thonburi di seberang sungai ke Bangkok dan membangun Grand Palace berdekatan dengan Wat Pho. Pada 1788, ia memerintahkan pembangunan dan renovasi di lokasi kuil tua dari Wat Pho, yang saat itu sudah bobrok. Situs yang berawa dan tidak merata, dikeringkan dan diisi sebelum konstruksi dimulai. Selama konstruksi Rama Saya juga memulai sebuah proyek untuk menghapus gambar Buddha dari kuil yang ditinggalkan di Ayutthaya, Sukhothai, serta situs lain di Thailand, dan banyak gambar Buddha tersebut disimpan di Wat Pho. Ini termasuk sisa-sisa gambar besar Buddha dari Ayutthaya. Wat Phra Si Sanphet dihancurkan oleh Burma pada tahun 1767. Pembangunan kembali memakan waktu sekitar tujuh tahun untuk penyelesaian, dan 12 tahun setelah pekerjaan dimulai, pada tahun 1801, kompleks candi baru berganti nama Phra Chetuphon Vimolmangklavas mengacu pada vihara Jetavana, dan menjadi candi utama untuk Rama I.

Kompleks mengalami perubahan yang signifikan dalam 260 tahun ke depan, terutama pada masa pemerintahan Rama III (1824-1851 M). Pada tahun 1832, Raja Rama III mulai merenovasi dan memperbesar kompleks candi, sebuah proses yang membutuhkan 16 tahun dan tujuh bulan untuk menyelesaikannya. Dasar kompleks candi diperluas dan sebagian besar struktur di Wat Pho dibangun atau dibangun kembali dalam periode ini, termasuk kapel Buddha berbaring. Dia juga mengubah kompleks candi menjadi pusat publik pembelajaran dengan dekorasi dinding bangunan dengan diagram dan tulisan di berbagai prasasti marmer ini telah menerima pengakuan yang sah oleh UNESCO pada tanggal 21 Februari tahun 2008. Wat Pho dianggap sebagai universitas pertama Thailand dan pusat untuk pijat tradisional Thailand. Ini berfungsi sebagai pusat pengajaran medis di pertengahan abad ke-19 sebelum munculnya kedokteran modern, dan kuil ini tetap menjadi pusat untuk obat tradisional. Nama kompleks diubah lagi ke Wat Phra Chetuphon Vimolmangklararm selama pemerintahan Raja Rama IV. Terlepas dari pembangunan candi besar keempat dan modifikasi kecil oleh Rama IV, tak ada perubahan yang signifikan ke Wat Pho sejak. pekerjaan perbaikan, bagaimanapun, adalah suatu proses yang berkelanjutan dimana sering didanai oleh penghuni kuil. Candi ini dikembalikan lagi pada tahun 1982 sebelum Perayaan Bangkok Bicentennial.

“Temple of the Reclining Buddha” adalah kuil atau candi terbesar di negara ini dan memiliki lebih banyak patung Buddha daripada kuil atau candi lainnya lainnya. Wat Po adalah salah satu atraksi di Bangkok yang disediakan untuk rakyat Thailand dan juga bagi para turis yang berkunjung ke Bangkok. Kuil besar ini terkenal karena patung Buddha dan memiliki lebih banyak patung Buddha dibanding kuil lain yang terdapat di Thailand. Ini juga salah satu universitas negeri tertua di negeri ini dan sekolah resmi pijat tradisional Thailand.

Candi ini secara resmi disebut Wat Phra Chetuphon Vimolmangklararm Rajwaramahaviharn. Singkatan Wat Pho berasal dari Wat Phodharam, sebuah biara yang hilang dari periode Ayutthaya. Raja Rama I dari dinasti Chakri memiliki kuil didirikan kembali, yang memakan waktu hampir delapan tahun. Raja Rama III menghabiskan16 tahun untuk memulihkan dan memperluas kuil tersebut dan Raja Rama IV memberikan nama yang sekarang.


Disaat memasuki ruang di mana patung buddha yang berukuran 150-kaki (46 meter) bersandar, terdapat sebuah mangkuk yang dijadikan salah satu atraksi dimana jikalau koin dijatuhkan ke mangkuk tersebut maka akan dikarunia keberuntungan. 108 mangkuk mewakili 108 karakter positif yang berbeda dari Buddha. Patung Buddha yang beristirahat  tersebut dilapisi material emas dan mewakili Buddha yang naik ke nirwana. Figur ini merupakan daya tarik terbesar, akan tetapi terdapat lebih dari seribu patung Buddha pada kompleks kuil ini. Universitas medical yang berada di dasar candi adalah sekolah untuk mempelajari obat tradisional dan, yang lebih terkenal, pijat ala Thailand. Terdapat perpustakaan yang dihiasi dengan pecahan porselen.


https://en.wikipedia.org/wiki/Wat_Pho
https://expedia.co.id/en/Wat-Pho-Bangkok.d6067839.Attraction
https://id.wikipedia.org/wiki/Wat_Pho


Kawasan Dunia :
Changgyeonggung, Seoul, Korea Selatan


Changgyeonggung atau Istana Changgyeong adalah istana yang berlokasi di Seoul, Korea Selatan. Aslinya ialah bangunan istana musim panas dari kaisar Dinasti Goryeo yang dibangun pada tahun 1104, kemudian diwariskan ke Dinasti Joseon dan merupakan salah satu dari Lima Istana Besar Dinasti Joseon.

Raja Sejong yang Agung dari Dinasti Joseon kemudian menambahkan beberapa bangunan istana untuk ayahandanya Raja Taejong dan disebut dengan Istana Sugang (Suganggung), namun pada tahun 1483 direnovasi dan diperluas oleh Raja Seongjeong. Istana ini mengalami kehancuran pada saat Invasi Jepang ke Korea tahun 1592, namun setelah itu dipulihkan lagi.

Pada masa kolonial Jepang, pemerintah Jepang menambahkan kebun binatang, kebun raya dan museum ggtgtgyhu di dalam kompleksnya. Pada tahun 1983 kebun binatang dan kebun raya dihilangkan.

Terletak di pusat kota Seoul, istana ini pertama kali dibangun oleh penguasa ke-4 Dinasti Joseon yakni Raja Sejong pada tahun 1104. Para mulanya istana ini digunakan untuk ayah Sejong yakni Raja Taejong yang sudah lengser. Saat ini, istana terhubung langsung dengan Jongmyo Shrine melalui jembatan. Changgyeonggung juga tidak hanya menjadi situs bersejarah namun juga menjelma menjadi tempat yang banyak dikunjungi warga Seoul untuk piknik, melukis, dan relaks sejenak dari kesibukan.


Selama berdiri, istana ini mengalami beberapa kali renovasi, hingga pernah menjadi kebun binatang dan taman botani selama masa pemerintahan kolonial Jepang. Kemudian istana direstorasi dan dikembalikan ke fungsi utamanya pada tahun 1983. Butuh waktu lebih dari 20 tahun untuk merekonstruksi bangunan yang rusak karena invasi Jepang tersebut.

Gerbang Hongwa ialah gerbang pintu iastana yang dibangun pada tahun 1484 namun musnah terbakar dan dibangun kembali pada tahun 1616 pada masa pemerintahan Raja Gwanghaegun. Melewati pintu ini, ada jembatan Ocheon dengan bentuk melengkung yang dibangun pada 1483 dengan panjang 9,9 meter dan lebar 6,6 meter. Kemudian ada Myeonjeongjeon yang merupakan kantor raja. Bangunan ini didirikan pada tahun 1484 terdiri dari 1 lantai dengan atap saling bersusun.Berbeda dengan rumah lainnya yang menghadap Selatan, Myeonjeongjeon menghadap ke timur. Hal ini dikarenakan kuil dari leluhur kerajaan terletak di Selatan, sehingga pintu gerbang Myeonjeongjeon tidak boleh menghadap ke Selatan juga. Hal ini sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Konfusianisme.


Bangunan terbesar di Istana Changgyeonggung adalah Tongmyeongjeon. Bangunan ini memiliki sejarah yang panjang dan mengalami renovasi berkali-kali. Dibangun pada tahun 1484, dan kemudian hancur pada tahun 1592 saat pendudukan Jepang. Oleh kerajaan, Tongmyeongjeon dibangun kembali pada tahun 1616 namun terbakar pada tahun 1830 hingga akhirnya berdiri kembali pada tahun 1834. Selain bangunan-bangunan tersebut, telihat ruangan-ruangan lain seperti paviliun Haminjeong, Gyeongchujeon, Hyangyeongjeon, dan kolam Chundangji.

Istana Changgyeonggung terletak di jantung kota seoul korea selatan dan di bangun oleh penguasa ke-4 dari Dinasti Joseon, Raja Sejong (1418-1450). Istana Changgyeonggung di bangun untuk sang ayah yaitu Raja Taejong yang telah pensiun sebagai raja. Istana ini sering di jadikan sebagai tempat tinggal khusus untuk para selir dan tempat istirahat bagi sang ratu. Istana pernah menjadi sebuah taman dengan kebun binatang atau kebun raya selama invasi jepang di korea selatan. Pada tahun 1983 istana Changgyeonggung berhasil di pindahkan dan mengembalikan status istana sesuai aslinya setelah bertahun-tahun restorasi.

Jika melewati pintu masuk istana Changgyeonggung terdapat Gerbang Honghwa dan Okcheon Bridge. Akan melewati dua gerbang jika akan memasuki bangunan utama di istana Changgyeonggung. Jika di lihat dari atas langit kota seoul maka bangunan istana berbentuk sebuah dua persegi yang bersatu dan di tengah masing-masing persegi terdapat sebuah halaman yang luas. Dan di samping sekitar istana banyak di tanam banyak pohon hijau sehingga membuat udara sangat segar dan bersih, meskipun di tengah jantung ibu kota korea selatan. Bangunan terbesar di istana Changgyeonggung adalah Tongmyeongjeon, tempat khusus untuk sang ratu. Berjalan melewati batu menuju Tongmyeongjeon, selanjutnya akan terlihat Jagyeongjeon.



Saat ini beberapa tempat bersejarah yang terdapat di Istana Changgyeong adalah:

  • ·         Gerbang Honghwamun - kemungkinan dibangun tahun 1484 oleh Raja Seongjong, namun musnah terbakar dalam Invasi Jepang tahun 1592, dan dibangun kembali tahun 1616 pada masa pemerintahan Raja Gwanghaegun.
  • ·         Jembatan Okcheongyo - dibangun tahun 1483; memiliki panjang 9,9 meter dan lebar 6,6 meter dengan kaki yang melengkung.
  • ·         Myeongjeongjeon - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1484, namun terbakar dan musnah pada saat Invasi Jepang tahun 1592, lalu dibangun kembali pada tahun 1616. Myeongjeongjeon hanya berlantai 1 dengan atap yang saling bersusun.
  • ·         Sungmundang - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1830 untuk Raja Sunjo; Raja Yeongjo mengadakan berbagai ujian kenegaraan di sini.
  • ·         Paviliun Haminjeong - dibangun tahun 1633.
  • ·         Gyeongchunjeon - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1483, namun hancur pada tahun 1592 karena Invasi Jepang kemudian dibangun lagi tahun 1616, tapi terbakar pada tahun 1830 dan kemudian dibangun lagi tahun 1834. Raja Jeongjo dan Raja Heonjong dilahirkan di tempat ini.
  • ·         Hwangyeongjeon - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1484 pada masa kekuasaan Raja Seongjong, namun hancur pada tahun 1592 karena Invasi Jepang kemudian dibangun lagi tahun 1616, tapi terbakar pada tahun 1830 dan kemudian dibangun lagi tahun 1834.
  • ·         Tongmyeongjeon - ruangan atau bangunan istana yang juga dibangun tahun 1484 pada masa kekuasaan Raja Seongjong, namun hancur pada tahun 1592 karena Invasi Jepang kemudian dibangun lagi tahun 1616, tapi terbakar pada tahun 1830 dan kemudian dibangun lagi tahun 1834.
  • ·         Kolam Chundangji - dibuat pada tahun 1909, dengan sebuah pulau yang luasnya 366 meter persegi dan sebuah jemabtan ditambahkan pada tahun 1984. Kolam yang terkecil luasnya 1.107 meter persegi dan yang terbesar luasnya 6.483 meter persegi.


http://exaranda.com/liburan-istana-changgyeonggung-di-korea/
http://korea.panduanwisata.id/korea-selatan-wisata-asia/seoul/changgyeonggung-istana-di-jantung-kota-seoul/

https://id.wikipedia.org/wiki/Istana_Changgyeong